Kreatifitas adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreatifitas tidak akan ada inovasi. Sebaliknya, semakin tinggi kreatifitas, jalan ke arah inovasi semakin lebar pula. Sayangnya, banyak pendapat keliru tentang kreatifitas. Misalnya, kreatifitas itu hanya dimiliki segelintir orang berbakat. Lebih salah kaprah lagi, kreatifitas itu pembawaan sejak lahir. John Kao, pengarang buku Jamming: The Art and Discipline in Bussiness Creativity, (1996), membantah pendapat ini. "Kita semua memiliki kemampuan kreatif yang mengagumkan. Dan benar kreatifitas bisa diajarkan dan dipelajari," kata Kao.
Kreatifitas TIDAK selalu dimiliki orang berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Berbagai penelitian membuktikan, sekalipun kreatifitas bisa dirangsang dan ditingkatkan dengan latihan, namun tidak berarti orang cerdas dan berkemampuan akademik tinggi otomatis bisa kreatif. Lagi pula, untuk jadi kreatif ternyata tidak cukup berbekal skill dan kemampuan kreatif belaka.
John G. Young, pengarang buku berjudul Will and Won't: Autonomy and Creativity Blocks (2002), berkesimpulan bahwa kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Mengapa? "Sebab memiliki ketrampilan, bakat, dan kemampuan kreatif tidak otomatis membuat seseorang melakukan aktivitas yang menghasilkan output kreatif. Ia bisa memilih tidak melakukan aktivitas kreatif. Jadi faktor dorongan atau motivasi sangat penting di sini," tegas Young.
Creativity blocks
Pendapat-pendapat di atas diperkuat oleh Madhukar Shukla, pengarang buku The Creative Muse: Story of Creativity and Innovation. Ia menyatakan, "Beda antara orang kreatif dan yang tidak hanyalah pada kemampuan orang kreatif dalam menghalau penghalang kemampuan kreatifitas."
Paparan-paparan para pakar di atas makin menegaskan bahwa semua orang memiliki karunia yang menakjubkan dalam hal kreatifitas. Namun, sekalipun semua orang berpotensi dan punya bakat kreatif, ada penghalang tertentu yang menyebabkan adanya kecenderungan orang yang satu bisa lebih kreatif daripada yang lain. Ini menghantarkan kita pada pertanyaan; bagaimana cara menghilangkan penghalangkreatifitas tersebut?
Tentu saja langkah awalnya adalah dengan mengenali anatomi penghalang kreatifitas. Ringkasnya, penghalang kreatifitas (creativity block) adalah kondisi internal maupun eksternal (lingkungan) yang menghalangi proses kreatif. Penghalang internal berasal dari dalam diri individu sendiri dan bisa berbentuk pola pikir, paradigma, keyakinan, ketakutan, motivasi, dan kebiasaan.
Ada kalanya seseorang mempunyai bakat-bakat kreatif dan tertantang untuk mengembangkannya. Sayang, lingkungan sekitar bukannya mendukung dan mewadahi, namun malah menghalanginya. Kondisi lingkungan yang menghambat kreatifitas dan ini bisa berupa aral sosial, organisasi, dan kepemimpinan. Secara singkat, pembahasan kedua jenis penghalang kreatifitas tersebut adalah sbb:
Pola pikir keliru
Dalam konteks kreatifitas, dikenal dua pola berpikir. Pertama adalah pola pikir produktif yang artinya jika dihadapkan pada suatu masalah, seseorang akan berusaha menemukan cara berpikir berbeda, cara pandang baru (sekalipun tidak selalu orisinil), sikap dan perilaku berbeda, merespon dengan cara-cara non konvensional, bahkan unik. Pola semacam inilah yang membuka jalan dan selalu merangsang kreatifitas seseorang.
Kedua, adalah pola pikir reproduktif yang artinya jika dihadapkan pada masalah, seseorang akan cenderung merespon dengan cara yang sama, mengulang pola pikir atau cara pemecahan lama yang sudah terbukti berhasil. Itu sebabnya pola pikir reproduktif menjadi salah satu penyebab utama kekakuan berpikir, dan dengan demikian menjadi penghalang kreatifitas. Seringkali, pola pikir reproduktif berlangsung secara mekanikal atau nyaris otomatis. Dan ini terkondisikan oleh hasil pendidikan model skolastik atau lingkungan yang menuntut cara-cara berpikir praktis dan sangat terstruktur. Sampai pada saat kita mentok dalam upaya pencarian variasi solusi, di titik itulah baru kita sadari keterbatasan pola pikir reproduktif.
Paradigma keliru
Tak beda jauh dengan aral pola pikir adalah paradigma yang keliru. Sebagai cara mempersepsi, memahami, dan menafsirkan dunia sekelilingnya, atau alat untuk melahirkan gambaran batin, paradigma seseorang sangat mempengaruhi kreatifitas. Seorang dengan paradigma anti konflik umumnya kurang menyukai perubahan, atau bahkan membenci perubahan yang lebih dianggap sebagai ancaman terhadap kemapanan daripada dipersepsi sebagai peluang perbaikan. Padahal, kreatifitas seringkali merupakan aktivitas yang melampaui kemapanan. Kreatifitas dapat terlahir atau terstimulasi melalui benturan, persinggungan, percampuran, dan penyatuan berbagai unsur yang berbeda atau bahkan saling bertentangan.
Keyakinan negatif
Turunan dari paradigma adalah keyakinan yang bisa menjadi pendorong atau justru menjadi faktor penghambat kreatifitas. Kreatifitas sering memunculkan output baru yang berlawanan atau bahkan mengalahkan hal lampau, mengalahkan senioritas, mengalahkan pengalaman, atau mengalahkan hirarki. Dalam hal keyakinan yang dianut menabukan inisiatif, mengharuskan penghormatan pada senioritas, hirarki, atau pengalaman misalnya, maka manifestasi kreatifitas umumnya relatif terhambat. Nah, sampai batas mana individu bisa mengelola aral ini, sampai pada batas itulah ia bisa menyediakan ruang kreatifitas bagi dirinya sendiri.
Ketakutan
Barangkali penghalang kreatifitas yang paling mudah dikenali adalah rasa takut. Ini bisa berupa takut diabaikan, takut dicemooh, takut dievaluasi, takut dihakimi, takut dianggap bodoh, takut pada ketidaksempurnaan, takut mencoba, takut ambil risiko, takut ide tidak berjalan seperti yang diharapkan, takut gagal, dll. Salah satu sebab mengapa banyak rapat-rapat kurang maksimal atau kurang kreatif adalah karena masih kuatnya 'ketakutan' yang membelenggu para pesertanya. Pendek kata, kebanyakan rasa takut membuat seseorang cenderung enggan mewujudkan potensi dan mengembangkan kreatifitasnya.
Motivasi yang rendah
Motif sangat mempengaruhi sikap, perilaku, keinginan, atau tindakan-tindakan sengaja lainnya. Tanpa motivasi orang cenderung tidak terdorong dan tidak tergerak untuk meraih sesuatu yang diinginkannya. Padahal kreatifitas sering menuntut satu rangkaian persiapan, pemikiran, pendefinisian persoalan, dan pemecahannya. Semuanya membutuhkan --dalam derajat tertentu-- usaha dan kerja keras. Bila motivasi rendah, orang cenderung kurang menyukai kerja keras, kurang tekun, dan enggan memanfaatkan kemampuan kreatifnya untuk memecahkan tantangan.
Kebiasaan negatif
Sebagai perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, dan keinginan, maka kebiasaan pun jelas berpengaruh pada kreatifitas. Orang-orang kreatif umumnya memiliki kebiasaan- kebiasaan yang menstimulasi kreatifitas. Sementara orang- orang yang kurang kreatif juga memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang sayangnya bisa meredam kreatifitas. Misalnya; suka menghindari masalah (bukannya mencari solusi), malas berpikir, menghindari tantangan, menghindari tanggung jawab, menghakimi ide-ide baru, berpuas diri, menghindari hal-hal imajinatif, dll. Dihadapkan pada kebiasaan-kebiasaan maka tantangan kreatifitas tidak ada artinya.
Sosial
Kreatifitas kadang bukan semata aktivitas individual sehingga langsung atau tidak juga dipengaruhi aspek sosial. Situasi sosial tertentu cukup apresiasif dan menghargai kreatifitas dengan layak sehingga bisa lebih memotivasi indvidu-individu untuk produktif dan kreatif. Sementara situasi sosial lainnya relatif kurang apresiasif atau bahkan mengekang. Pendidikan tradisional misalnya, sering dianggap sebagai salah satu produk sosial yang kurang memberi tempat bagi kreatifitas.
Organisasi
Kini organisasi bisnis menempatkan kreatifitas sebagai motor sekaligus bahan bakar inovasi. Sekalipun peran kreatifitas diakui besar, namun banyak organisasi gagal menyediakan lingkungan atau iklim yang kondusif bagi kreatifitas. Organisasi yang konservatif biasanya kurang merangsang kreatifitas. Sebut pula batasan-batasan seperti hirarki, aturan yang tidak fleksibel, ketiadaan wadah bagi ekspresi kreatif, egoisme antar departemen, buruknya komunikasi, atau situasi organisasi yang sangat terpolitisasi. Potensi kreatif individu sering tidak maksimal dalam iklim seperti ini.
Kepemimpinan
Dalam kehidupan sosial dan organisasional, faktor gaya kepemimpinan juga berpengaruh secara signifikan terhadap proses kreatifitas. Jika pemimpin organisasi kurang memberi ruang kebebasan, kurang bisa momotivasi, tidak mampu memberi tantangan, tidak mampu mengelola hasrat kreatif, kurang memberi penghargaan, tidak memberi kepercayaan, tidak mendukung, dan tidak mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, maka kreatifitas individu-individu dalam organisasi jelas akan terhambat. Seberapa kreatif individu- individu dalam tim, namun jika tidak didukung oleh kemampuan manajemen kreatif pemimpinnya, hasilnya juga kurang menggembirakan.
Sumber: Mengenali Penghalang Kreatifitas oleh Edy Zaqeus
Creativity is the heart of innovation. Without creativity there would be no innovation. Conversely, the higher the creativity, the innovation path to widen too. Unfortunately, many false opinions about creativity. For example, creativity is only owned a handful of talented people. More mistaken again, creativity is innate from birth. John Kao, author of Jamming: The Art and Discipline in Bussiness Creativity, (1996), denied this opinion. "We all have an amazing creative abilities. And true creativity can be taught and learned," said Kao.
Creativity is NOT always have the academic abilities and high intelligence. Various studies have shown, even creativity can be stimulated and enhanced by training, but it does not mean someone bright and capable of high academic automatically be creative. After all, to be creative was not armed with enough skill and sheer creative abilities.
John G. Young, author of a book titled Will and Will not: Autonomy and Creativity Blocks (2002), concluded that creativity also requires a willingness or motivation. Why? "For the skills, talents and creative abilities are not automatically make someone do activities that produce creative output. He can choose not to do creative activities. So the urge or motivation factor is very important here," said Young.
Creativity blocks
The opinions above are reinforced by Madhukar Shukla, author of The Creative Muse: Story of Creativity and Innovation. He states, "The difference between creative people and not only on the ability of creative people in the creative ability to banish the barrier."
Exposure-exposure to the experts in the increasingly asserted that all people have an amazing gift in terms of creativity. However, despite all the potential and creative talent, there are certain barriers that cause the tendency of one person who could be more creative than others. This delivers us to the question; penghalangkreatifitas how to remove them?
Of course, first step is to recognize the creativity barrier anatomy. In summary, the barrier creativity (creativity block) is the internal and external conditions (environment) that impede the creative process. Internal barrier comes from within the individual itself and can shape thought patterns, paradigms, beliefs, fears, motivations, and habits.
There are times when someone has a creative talent and challenged to develop them. Unfortunately, instead of supporting the environment and facilitate, but actually prevented. Environmental conditions that inhibit creativity and this could be a drawback of social, organizational, and leadership. In short, the discussion of both types of barriers that creativity is as follows:
Wrong mindset
In the context of creativity, there are two patterns of thinking. The first is a productive mindset, which means if faced with a problem, someone will try to find a different way of thinking, new perspectives (though not always original), different attitudes and behavior, respond in ways that non-conventional, even unique. This kind of pattern that opens the road and someone is always stimulating creativity.
Second, is the reproductive paradigm, which means if faced with a problem, someone will likely respond in the same manner, repeating thought patterns or ways of old solutions have proved successful. That's why reproductive mindset into one of the main causes of the rigidity of thinking, and thus becomes a barrier creativity. Often, progress in reproductive paradigm in mechanical or almost automatic. And this is conditioned by the results of scholastic education or environmental models that require the ways of practical thinking and highly structured. Until the moment we are stuck in the search for a solution variation, at this point that we realize the limitations of the new paradigm of reproductive.
Wrong paradigm
Not much different from the drawback is the paradigm of thinking is wrong. As a way of perceiving, understanding, and interpreting the world around them, or means of delivery inner picture, the paradigm of a person severely affected creativity. An anti-conflict paradigm generally does not like change, or even hate change more regarded as a threat to stability than perceived as an improvement opportunity. In fact, creativity is often an activity that exceeds the establishment. Creativity can be born or stimulated through collisions, intersection, mixing, and incorporation of elements of different or even conflicting.
Negative beliefs
Derivative of the paradigm is the belief that could be driving or be a factor inhibiting creativity. Creativity often raises new output in the opposite or even beat it long ago, beat the seniority, experience beat, or beat the hierarchy. In the case of beliefs held taboo initiative, requires deference to seniority, hierarchy, or experiences for example, the manifestations are relatively stunted creativity. Well, to what extent an individual can manage this drawback, until the limit that he can provide creative space for himself.
Fear
Perhaps the most creative obstacles easily recognizable is fear. This can be ignored fear, fear of ridicule, fear of evaluation, fear of being judged, afraid to be stupid, afraid of imperfection, afraid to try, afraid to take risks, afraid of the idea did not work as expected, fear of failure, etc.. One of the reasons why many of the meetings about the maximum or less creative is due to the strength of 'fear' that imprison its participants. In short, most of the fear of making a person tends reluctant to realize the potential and develop creativity.
Low motivation
Motif greatly affect attitudes, behavior, desire, or the deliberate actions of others. Without the motivation of people tend not motivated and not motivated to achieve something he wanted. Whereas creativity often requires a series of preparation, thought, defining problems, and solutions. Everything needed - in a certain degree - effort and hard work. When motivation is low, people tend to be less like hard work, lack of perseverance, and reluctant to use his creative ability to solve challenges.
Negative habits
As a combination of knowledge, skills, and desire, the habit was clearly influential on creativity. Creative people generally have habits that stimulate creativity. While people who lack creative also has certain habits, which unfortunately can stifle creativity. For example; like to avoid the problem (instead of finding solutions), lazy thinking, avoid challenges, to avoid responsibility, to judge new ideas, smug, avoiding the things imaginative, etc.. Faced with the habits of creativity challenges mean nothing.
Social
Sometimes creativity is not merely an individual activity that directly or indirectly influenced the social aspect. Certain social situations and appreciate apresiasif enough creativity to deserve so they can better motivate individuals to indvidu-productive and creative. While other social situations are relatively less apresiasif or even rein. Traditional education for example, is often regarded as one of the social product is less make room for creativity.
Organization
Now put the creativity of business organizations as well as a motor fuel innovation. Although the role of creativity is recognized, but many organizations fail to provide an environment or climate that is conducive to creativity. Conservative organizations are usually less stimulating creativity. Also call such constraints hierarchical, inflexible rules, the lack of forum for creative expression, egotism between departments, poor communication, or a situation that is very politicized organization. Creative potential of individuals are often not optimal in a climate like this.
Leadership
In the social and organizational life, leadership style factors also significantly affect the process of creativity. If the leaders of the organization giving less freedom, less momotivasi, unable to challenge, not able to manage the creative desire, lack of reward, not trusted, does not endorse, and is not able to create a conducive environment, the creativity of individuals within the organization clearly will be hampered. How creative individuals in the team, but if not supported by the leader of creative management skills, the result is less encouraging.
Source: Identifying Barriers Creativity by Edy Zaqeus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar