
Dede banyak melukis manusia yang tak berdaya di tengah
Ketika ditanya mengapa ia memilih gaya melukis realisme yang dianggap sudah ketinggalan jaman, ia mengatakan “Lukisan abstrak tidak relevan di Indonesia. Masyarakat kita masih sedikit yang dapat menikmatinya.”
Ia sempat menempuh pendidikan seni rupa di Sekolah Seni Rupa Indonesia Yogyakarta, tahun 1975 sampai 1977. Setelah tidak naik ke kelas IV ia memilih keluar, dan lebih banyak mengasah keahlian melukisnya bersama teman-teman pelukis.
Dede, bapak 4 orang anak, menjadikan tempat tinggalnya sebagai studio tempat ia berkarya.
sumber: http://dede-eri-supria.com/
http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/supria.html


Tidak ada komentar:
Posting Komentar